Selasa, 12 Februari 2013

Ternyata Aku Kena Xenophobia



Tak sengaja aku searching di google dengan kata kunci “cara mengatasi minder akut”, akhirnya keluarlah sebuah laman milik salah seorang wanita yang aku lupa namanya siapa. Aku baca laman itu sampai habis karena judulnya amat menarik bagiku. “Xenophobia”, ya laman tersebut mengulas tentang xenophobia, xenophobia yaitu perasaan takut karena bertemu orang asing, bisa terjadi karena trauma psikologis ketika berada dalam proses tumbuh kembang. Jika xenophobia ini berlanjut maka individu yang mengalami akan sangat tersiksa ketika berada di pusat keramaian , memilih untuk menyendiri dan menghindari tempat-tempat ramai, penderita xenophobia enggan melakukan komunikasi dengan orang yang belum dikenalnya, jika kejadian ini tidak segera diatasi sejak awal maka bisa mengarah ke isolasi social.
Xenophobia yang aku alami sangat kompleks. Ya benar seperti di atas, aku selalu menjauh dari keramaian. Terutama saat ada sanak keluargaku yang sedang hajatan atau sepupuku ada yang meninggal. Aku lebih memilih berdiam diri di rumah. Sangat tidak wajar bukan… ?
Fikiranku saat itu merasa dilemma ingin kesana atau tidak, padahal ddalam hati aku ingin sekali ikutan. Akan tetapi seperti ada rasa takut yang menyerangku. Takut diolok-olok lah, takut disana bingung mau ngapain lah, pokoknya ada aja di angan-anganku. Dulu waktu aku umur 8 tahun sering diomong (diolok-olok ) sama bibi dan tetanggaku karena suaraku pelan banget. Sampai sampai bibiku bilang “kalau suaramu pelan terus besok besok ga punya teman weh…”
Ya begitulah waktu aku masih sd, aku sering banget ditakut-takuti sama orang-orang termasuk sama keluargaku dan teman-temanku. Pernah dulu, aku sampai bilang “mama, aku ga mau gede ah, aku takut sekolah, ntar temen-temen pada nakalin aku”,
Memang benar sih aku sering dinakalin sama temenku. Sampai aku nangis, dan aku merasa sangat kesepian seperti tidak punya teman.
Saat aku kelas 6 sd xenophobia semakin menjadi, aku jarang banget keluar rumah untuk bersosialisasi. Sering melihat teman main ngumpul dan mengajakku untuk gabung , tetapi aku menolak. Karena menurutku aku akan jadi bahan olokan atau bahkan akan dicueki karna aku anak yang paling pendiam sendiri . Aku juga sangat sulit untuk akrab dengan siapapun termasuk mamaku sendiri, pahadal mama termasuk orang yang baik dan cukup perhatian kepadaku. Tetapi selalu ada rasa tidak percaya kalu nanti aku curhat sama beliau dibeberin ke teman-temanku sehingga aku jadi malu dan membuatku semakin minder.
Di sekolah aku termasuk anak yang pintar terbukti dengan nilai tertulisku yang lumayan bagus. Tetapi  aku hamper ga pernah maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal di papan tulis atau sekedar mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan dari Guru.
Saat duduk di bangku SMP aku mulai menemuakan suasana baru, disini aku mulai menemukan apa yang namanya sahabat. Aku sering banget bersama dengan si A dan R karena Cuma mereka yang bisa mengerti  aku. Tapi mereka tidak menyangka kalau aku sedikit “aneh” daripada yang lain. Aku suka mereka seperti itu, mereka tidak memeandang kelemahanku tetapi mereka selalu mendorongku supaya lebih gaul dengan teman yang lain.
Hehm……sebenarnya masih ingin aku certain lagi tapi capek ngungkapinnya. Karena penderita xenophobia susah untuk mengungkapkan masalahnya kepada orang lain.